MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN
Diajukan untuk memenuhi tugas makalah
Mata Kuliah Pengantar Bisnis
Nama : Syifa Yusnika
NPM : 27211003
Kelas : 1EB22
Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma
Kalimalang
2011
Kata Pengantar
Pertama-tama penulis panjatkan Puji dan Syukur ke hadirat Tuhan Yang
Maha Esa karena berkat Rahmat-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan
tepat waktu.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas Pengantar
Bisnis yang diberikan oleh dosen pembimbing. Selain itu juga untuk
meningkatkan pemahaman penulis mengenai materi Manajemen Keuangan
Perusahaan.
Dalam makalah ini penulis membahas mengenai pengertian dari manajemen keuangan, tanggung jawab manager keuangan, capital budgeting, tujuan manajemen keuangan, serta prinsip-prinsip manajemen keuangan.
Dengan membaca makalah ini penulis berharap dapat membantu teman-teman
serta pembaca dalam memahami materi ini dan dapat memperkaya wawasan
pembaca.
Walaupun penulis telah berusaha sesuai kemampuan penulis, namun penulis
yakin bahwa manusia itu tak ada yang sempurna. Seandainya dalam
penulisan makalah ini ada yang kurang, maka itulah bagian dari kelemahan
penulis. Mudah-mudahan melalui kelemahan itulah yang akan membawa
kesadaran kita akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini dan kepada pembaca
yang telah meluangkan waktunya untuk membaca makalah ini. Untuk itu
penulis selalu menantikan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi perbaikan penyusunan makalah ini.
Bekasi, November 2011
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar ii
Daftar Isi
iii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB II PENGERTIAN 3
A. Pengertian Manajemen Keuangan menurut para ahli 3
B. Beberapa Definisi 3
C. Penjelasan Fungsi Manajemen Keuangan 4
BAB III PERAN, TUGAS, & TANGGUNG JAWAB MANAJER KEUANGAN 5
A. Peran Manajer Keuangan 5
B. Tugas Manajer Keuangan 5
C. Tanggung Jawab Manajer Keuangan 6
BAB IV CAPITAL BUDGETING (PENGANGGARAN MODAL) 8
A. Istilah-istilah dalam Capital Budgeting 8
B. Metode penilaian investasi 9
1. Metode Average Rate of Return 9
2. Metode Payback 9
3. Metode Net Present Value 10
4. Metode Internal Rate of Return 11
5. Metode Profitability Index 11
C. Perencanaan Keuangan (Financial Planning) 11
1. Mengapa Perusahaan Membutuhkan Dana? 11
2. Pembelanjaan atau Pembiayaan Perusahaan (Corporate Financing) 11
BAB V TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN 13
BAB VI 7 PRINSIP MANAJEMEN KEUANGAN 15
BAB VII KESIMPULAN 17
Daftar Laman iv
BAB I
PENDAHULUAN
Manajemen
keuangan merupakan manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi begaimana memperoleh dana
(raising of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of
fund). Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva
yang layak dari investasi pada berbagai aktiva dan memilih sumber-sumber
dana untuk membelanjai aktiva tersebut.
Untuk
membelanjai kebutuhan dana tersebut, manajer keuangan dapat memenuhinya
dari sumber yang berasal dari luar perusahaan dan dapat juga yang
berasal dari dalam perusahaan. Sumber dari luar perusahaan berasal dari
pasar modal, yaitu pertemuan antara pihak membutuhkan dana dan pihak
yang dapat menyediakan dana. Dana yang berasal dari pasar modal ini
dapat berbentuk hutang (obligasi) atau modal sendiri (saham). Sumber
dari dalam perusahaan berasal dari penyisihan laba perusahaan (laba
ditahan), cadangan, maupun depresiasi.
Setelah
dana diperoleh, dana tersebut harus digunakan untuk membelanjai operasi
perusahaan. Dana akan tertanam pada berbagai kekayaan riil perusahaan.
Manajemen
keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan ditentukan oleh
perkembangan ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai
system ekonomi pada abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topic
rugi-laba. Selanjutnya berturut-turut ia memiliki peranan antara lain
sebagai berikut :
1. Tahun 1900 awal : Penerbit surat berharga
2. Tahun 1930 – 1940 : kebangkrutan, reorganisasi
3. Tahun 1940 – 1950 : anggaran & internal audit
4. Tahun 1950 – 1970 : eksternal perusahaan
5. Tahun 1970 – 1980 : inflasi
6. Tahun 1980 – 1990 : krisis ekonomi keuangan
7. Tahun 1990 – sekarang : globalisasi
2. Tahun 1930 – 1940 : kebangkrutan, reorganisasi
3. Tahun 1940 – 1950 : anggaran & internal audit
4. Tahun 1950 – 1970 : eksternal perusahaan
5. Tahun 1970 – 1980 : inflasi
6. Tahun 1980 – 1990 : krisis ekonomi keuangan
7. Tahun 1990 – sekarang : globalisasi
Perkembangan
manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain
kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi social, dan
kondisi politik. Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku
bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung terhadap
manajemen keuangan antara lain masalah :
1. Masalah akuntasi
2. Kesulitan perencanan
3. Permintaan terhadap modal
4. Suku bunga
5. Harga obligasi menurun
2. Kesulitan perencanan
3. Permintaan terhadap modal
4. Suku bunga
5. Harga obligasi menurun
Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah :
1. Persaingan internasional
2. Keuangan internasional
3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan
2. Keuangan internasional
3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi
4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi
5. Inovasi keuangan dan rekayasa keuangan
Manajemen keuangan berhubungan dengan tiga aktivitas (fungsi) utama:
a. Allocation of funds (aktivitas penggunaan dana) yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva. Alokasi dana berbentuk:
· Financial
assets (aktiva finansial) yaitu selembar kertas berharga yang mempunyai
nilai pasar karena mempunyai hak memperoleh penghasilan, misalnya:
saham, sertifikat deposito, atau obligasi.
· Real assets (aktiva riil) yaitu aktiva nyata: tanah, bangunan, peralatan.
b. Raising of funds
(aktivitas perolehan dana) yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber
dana baik dari sumber internal perusahaan maupun sumber eksternal
perusahaan, termasuk juga politik dividen.
c. Manajemen assets
(aktivitas pengelolaan aktiva) yaitu setelah dana diperoleh dan
dialokasikan dalam bentuk aktiva-aktiva harus dikelola se-efisien
mungkin.
BAB II
PENGERTIAN
A. Pengertian Manajemen Keuangan menurut para ahli
a. Liefman : usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva.
b. Suad Husnan : manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.
c. Grestenberg :
how business are organized to acquire funds, how they acquire funds,
how the use them and how the prof ts business are distributed.
d. James Van Horne : segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.
e. Bambang Riyanto :
keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha
mendapatkan dana yang diperlukan dengan biaya yang minimal dan
syarat-syarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan
dana tersebut se-efisien mungkin.
B. Beberapa definisi
- Manajemen
Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya
se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
- Manajemen
keuangan dapat didefinisikan dari tugas dan tanggung jawab manajer
keuangan. Meskipun tugas dan tanggung jawabnya berlainan di setiap
perusahaan, tugas pokok manajemen keuangan antara lain meliputi :
keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian
dividen suatu perusahaan (Weston dan Copeland, 1992: 2)
- Manajemen
Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki
oleh organisasi atau perusahaan.
C. Penjelasan Fungsi Manajemen Keuangan
1. Perencanaan Keuangan
Membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
2. Penganggaran Keuangan
Tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
3. Pengelolaan Keuangan
Menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
4. Pencarian Keuangan
Mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
5. Penyimpanan Keuangan
Mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dana tersebut dengan aman.
6. Pengendalian Keuangan
Melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
7. Pemeriksaan Keuangan
Melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
BAB III
PERAN, TUGAS, & TANGGUNG JAWAB MANAJER KEUANGAN
A. Peran Manajer Keuangan
Kesuksesan
suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan Manajer Keuangan untuk
beradaptasi terhadap perubahan, meningkatkan dana perusahaan sehingga
kebutuhan perusahaan dapat terpenuhi, investasi dalam aset-aset
perusahaan dan kemampuan mengelolanya secara bijaksana. Apabila
perusahaannya dapat dikembangkan dengan baik oleh Manajer Keuangan, maka
pada gilirannya kondisi perekonomian secara keseluruhan juga menjadi
lebih baik. Seandainya secara lebih luas dana-dana dialokasikan secara
tidak tepat, maka pertumbuhan ekonomi akan menjadi lambat. Dalam suatu
perekonomian, efisiensi alokasi sumber-sumber daya adalah sangat penting
untuk pertumbuhan ekonomi secara optimal. Hal ini juga penting untuk
menjamin bahwa individu-individu dapat mencapai kepuasan tertinggi bagi
kebutuhan-kebutuhan pribadi mereka. Jadi, melalui investasi,
pembelanjaan dan pengelolaan aset-aset secara efisien, Manajer Keuangan
memberi sumbangan terhadap pertumbuhan kekayaan perusahaan dan
pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
B. Tugas Manajer Keuangan
Aktivitas
perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer
keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut :
- Perolehan dana dengan biaya murah.
- Penggunaan dana efektif dan efisien
- Analisis laporan keuangan
- Analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus.
Kegiatan penting lain yang harus dilakukan manajer keuangan menyangkut lima (5) aspek yaitu:
1. Peramalan dan perencanaan
Mengkoordinasi proses perencanaan yang akan membentuk masa depan perusahaan.
2. Keputusan-keputusan investasi dan pendanaan
Membantu
menentukan tingkat penjualan perusahaan yang optimal, memutuskan aset
spesifik yang harus diperoleh, dan memilih cara terbaik untuk mendanai
aset.
3. Koordinasi dan control
Berinteraksi dengan karyawan-karyawan lain untuk memastikan bahwa perusahaan telah beroperasi seefisien mungkin.
4. Berinteraksi dengan pasar keuangan
Berinteraksi untuk mendapatkan atau menanamkan dana perusahaan.
5. Manajemen risiko
Bertanggung
jawab untuk program manajemen risiko secara keseluruhan termasuk
mengidentifiksi risiko dan kemudian mengelolanya secara efisien.
Dari
kelima aspek tersebut dapat disimpulkan bahwa tugas pokok manajer
keuangan berkaitan dengan keputusan investasi dan pembiayaannya. Dalam
menjalankan fungsinya, tugas manajer keuangan berkaitan langsung dengan
keputusan pokok perusahaan dan berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.
C. Tanggung Jawab Manajer Keuangan
Manajer
keuangan mempunyai tanggung jawab yang besar terhadap apa yang telah
dilakukannya. Ada pun keputusan keuangan yang menjadi tanggung jawab
manajer keuangan dikelompokkan ke dalam tiga (3) jenis:
1. Mengambil keputusan investasi / pembelanjaan aktif (investment decision)
Menyangkut
masalah pemilihan investasi yang diinginkan dari sekelompok kesempatan
yang ada, memilih satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai
paling menguntungkan.
· Implementasi dari allocation off funds (aktivitas penggunaan dana).
· Allocation
of funds bisa dalam jangka pendek dalam bentuk working capital, berupa
aktiva lancar atau jangka panjang dalam bentuk capital investment,
berupa aktiva tetap.
· Tercermin
di sisi aktiva (kiri) sebuah neraca. Komposisi aktiva harus ditetapkan
misalnya berapa aktiva total yang dialokasikan untuk kas atau
persediaan, aktiva yang secara ekonomis tidak dapat dipertahankan harus
dikurangi, dihilangkan atau diganti.
2. Mengambil keputusan pendanaan / pembelanjaan pasif (financing decision)
Menyangkut
masalah pemilihan berbagai bentuk sumber dana yang tersedia untuk
melakukan investasi, memilih satu atau lebih alternatif pembelanjaan
yang menimbulkan biaya paling murah.
·Implementasi
dari rasing of funds (aktivitas perolehan dana), meliputi besarnya
dana, jangka waktu penggunaan, asalnya dana serta,
persyaratan-persyaratan yang timbul karena penarikan dana tersebut.
·Hasil financing dicision tercermin di sebelah kanan dari neraca.
·Raising
of funds bisa diperoleh dari internal (modal sendiri) meliputi: saham
preferen, saham biasa, laba ditahan dan cadangan, maupun eksternal
(modal asing) jangka pendek maupun jangka panjang. Sumber dana jangka
pendek, misalnya utang dagang (trade payable atau open account), utang
wesel (notes payable), utang gaji, utang pajak. Sumber dana jangka
panjang misalnya, utang bank, dan obligasi.
3. Mengambil keputusan dividen (dividend decision)
Menyangkut
masalah penentuan besarnya persentase dari laba yang akan dibayarkan
sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham, stabilitas pembayaran
dividen, pembagian saham dividen dan pembelian kembali saham-saham.
· Berhubungan dengan penentuan prosentase dari keuntungan neto yang akan dibayarkan sebagai cash dividend.
· Penentuan stock dividen dan pembelian kembali saham.
Keputusan-keputusan tersebut harus diambil dalam kerangka tujuan yang seharusnya dipergunakan oleh perusahaan yaitu memaksimumkan nilai perusahaan.
Nilai perusahaan adalah harga yang terbentuk seandainya perusahaan
dijual. Apabila perusahaan “go public” maka nilai perusahaan ini akan
dicerminkan oleh harga saham perusahaan tersebut. Dengan meningkatnya
nilai perusahaan, maka pemilik perusahaan menjadi lebih makmur sehingga
mereka menjadi lebih senang.
Kegiatan
mencari alternatif sumber dana menimbulkan adanya arus kas masuk,
sementara kegiatan mengalokasikan dana dan pembayaran dividen
menimbulkan arus kas keluar, maka manajemen keuangan sering disebut
manajemen aliran (arus) kas.
BAB IV
CAPITAL BUDGETING
(PENGANGGARAN MODAL)
Istilah
penganggaran modal digunakan untuk melukiskan tindakan perencanaan dan
pembelanjaan pengeluaran modal, seperti untuk pembelian equipment baru
untuk memperkenalkan produk baru, dan untuk memodernisasi fasilitas
pabrik.
Penganggaran modal melibatkan suatu pengikat (penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang.
Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko. Seluruh proses perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan pengeluran dan jangka waktu pengembaliannya melebihi satu tahun. Termasuk dalam kategori pengeluaran dana ini adalah pengeluaran dana untuk pembeli aktiva tetap seperti tanah,bangunan,dan peralatan lainnya.
Penganggaran modal melibatkan suatu pengikat (penanaman) dana di masa sekarang dengan harapan memperoleh keuntungan yang dikehendaki di masa mendatang.
Investasi membutuhkan dana yang relatif besar dan keterikatan dana tersebut dalam jangka waktu yang relatif panjang, serta mengandung resiko. Seluruh proses perencanaan dan pengambilan keputusan yang berkenaan dengan pengeluran dan jangka waktu pengembaliannya melebihi satu tahun. Termasuk dalam kategori pengeluaran dana ini adalah pengeluaran dana untuk pembeli aktiva tetap seperti tanah,bangunan,dan peralatan lainnya.
Motif-motif yang sering dipakai orang dalam penggunaan penganggaran modal :
Γ Expansi (perluasan) : untuk membuka cabang. Dalam investasi awal diperlukan modal yang cukup besar.
Γ Replacement (penggantian) : mengganti sesuatu yang sudah usang menjadi baru.
Γ Renewal (pembaharuan) : tambal sulam
Lain-lain: mau dijadikan paten, trademark (dalam aktiva yang tidak berwujud).
Lain-lain: mau dijadikan paten, trademark (dalam aktiva yang tidak berwujud).
A. Istilah-istilah dalam Capital Budgeting
1. Independent projects
Proyek yang tidak ada keterkaitannya dengan proyek lainnya.
Contoh : buka bisnis salon dan buka resto.
2. Mutually exclusive projects
Proyek-proyek yang tidak ada hubungannya tapi terkait oleh keterbatasan dana.
3. Unlimited funds
Proyek dengan dana yang tidak terbatas.
B. Metode penilaian investasi
Metode yang mendasarkan perhitungan atas keuntungan akuntasi dan metode yang mendasarkan perhitungan atas dasar cash flow.
Arus kas masuk
Arus kas yang masuk dari penjualan barang dan jasa, pendapatan dividen, pendapatan bunga, dan penerimaan operasi lainnya. Setiap usulan pengeluaran modal (capital expenditure) selalu mengandung dua macam aliran kas, yaitu:
Γ Aliran kas keluar netto (net cash outflow), yaitu aliran uang tunai yang dibutuhkan untuk investasi baru.
Γ Aliran
kas masuk netto (net cash in flow), yaitu aliran uang tunai masuk
sebagai hasil dari investasi baru dan sering pula disebut net cash
proceeds.
1. Metode Average Rate of Return
Metode
ini mengukur berapa tingkat keuntungan rata-rata yang diperoleh dari
suatu investasi. Angka yang dipergunakan adalah laba setelah pajak
dibandingkan dengan total average investment. Hasil yang diperoleh
dinyatakan dalam persentase. Angka ini kemudian diperbandingkan tingkat
keuntungan yang disyaratkan, maka proyek dikatakan menguntungkan,
apabila lebih kecil daripada tingkat keuntungan yang disyaratkan proyek
ditolak.
Kelebihan:
Γ Sederhana dan mudah dimengerti
Γ Metode
ini menggunakan data akuntansi yang sudah tersedia sehinngga
tidak
memerlukan perhitungan tambahan
Kelemahan:
Γ Tidak memperhitungkan “time value of money”
Γ Menitikberatkan pada laba akuntansi dan bukan pada arus kas dari investasi bersangkutan
Γ Merupakan pendekatan jangka pendek dengan menggunakan angka rata-rata yang menyesatkan
Γ Kurang memperhitungkan jangka waktu investasi
2. Metode Payback
Metode
ini mencoba mengukur seberapa cepat investasi bisa kembali, karenanya
dasar yang digunakan adalah aliran kas, bukan laba. Karena itu
satuan hasilnya bukan persentase, tapi satuan waktu. Kalau periode
payback ini lebih pendek daripada yang disyaratkan, maka proyek
dikatakan menguntungkan, sedangkan kalau lebih lama proyek ditolak.
Namun
problem utamanya adalah sulitnya menentukan periode payback maksimum
yang disyaratkan, untuk dipergunakan sebagai angka pembanding. Dalam
prakteknya, yang dipergunakan adalah payback umumnya dari
perusahaan-perusahaan yang sejenis.
Kelemahan lain dari metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Akhirnya kelemahan pertama diatasi oleh metode Discounted Cash Flow.
Kelemahan lain dari metode ini adalah diabaikannya nilai waktu uang dan diabaikannya aliran kas setelah periode payback. Akhirnya kelemahan pertama diatasi oleh metode Discounted Cash Flow.
Misalnya
proyek A dengan investasi 20 juta, dengan usia ekonomis 6 tahun,
memiliki aliran kas 6.5 juta per tahun. Proyek B dengan investasi 20
juta juga, usia ekonomis 10 tahun, aliran kas 6 juta per tahun. Tingkat
bunga yang dianggap relevan adalah 10 %. Maka dalam waktu kurang 4
tahun, investasi A akan kembali, sedangkan B membutuhkan waktu lebih 4
tahun. Namun secara total investasi B akan memberikan tambahan kas yang
lebih banyak (karena usia ekonomis yang lebih lama). Jadi dengan DCF ini
hanya menyelesaikan masalah diabaikannya nilai waktu uang saja, tetapi
belum dapat mengatasi masalah diabaikannya aliran kas setelah periode
payback. Namun demikian cara ini tetap populer digunakan, namun hanya
sebagai pelengkap penilaian investasi saja, terutama untuk perusahaan
yang menghadapi problem likuiditas atau kelancaran keuangan jangka
pendek.
3. Metode Net Present Value
Metode
ini menghitung selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai
sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih (oprasional maupun terminal
cash flow) di masa yang akan datang. Untuk menghitung nilai sekarang
tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang dianggap
relevan. Apabila nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa
yang akan datang lebih besar daripada nilai sekarang investasi, maka
proyek ini dikatakan menguntungkan sehingga diterima. Sedangkan apabila
nilainya kecil (NPV negatif ), proyek ditolak karena tidak menguntungkan.
Metode
ini cukup populer digunakan dalam penilaian investasi, karena mampu
mengatasi kelemahan dari metode penilaian lain, yaitu memperhatikan
nilai waktu dari uang (time value of money). Net present value dari
suatu investasi didefinisikan sebagai pengurangan dari present value
cash outflow (proceeds) dikurangi present value cash outflow (outlays).
Jika
|
Artinya
|
Sehingga
|
NPV > 0
|
investasi yang dilakukan memberikan manfaat bagi perusahaan.
|
proyek bisa dijalankan
|
NPV < 0
|
investasi yang dilakukan akan mengakibatkan kerugian bagi perusahaan.
|
proyek ditolak
|
NPV = 0
|
investasi yang dilakukan tidak mengakibatkan perusahaan untung ataupun merugi.
|
Kalau
proyek dilaksanakan atau tidak dilaksanakan tidak berpengaruh pada
keuangan perusahaan. Keputusan harus ditetapkan dengan menggunakan
kriteria lain misalnya dampak investasi terhadap positioning
perusahaan.
|
4. Metode Internal Rate of Return
Metode
ini menghitung tingkat bunga yang menyamakan nilai sekarang investasi
dengan nilai sekarang penerimaan-penerimaan kas bersih di masa-masa
mendatang. Apabila tingkat bunga ini
lebih besar daripada tingkat bunga relevan (tingkat keuntungan yang
disyaratkan), maka investasi dikatakan menguntungkan, tetapi apabila
tingkat bunganya lebih kecil maka investasi dikatakan merugikan.
5. Metode Profitability Index
Metode
ini menghitung perbandingan antara nilai sekarang penerimaan-penerimaan
kas bersih di masa datang dengan nilai sekarang investasi.
Apabila Profitability Index (PI)-nya lebih besar daripada 1, maka proyek
dikatakan menguntungkan, tetapi apabila kurang, maka dikatakan tidak
menguntungkan. Sebagaimana metode NPV, maka metode ini perlu menentukan
terlebih dahulu tingkat bunga yang akan dipergunakan.
C. Perencanaan Keuangan (Financial Planning)
Kunci
dari manajemen keuangan yang efektif adalah pembuatan rencana keuangan.
Rencana keuangan adalah rencana usaha untuk mencapai posisi keuangan
yang dicari di masa yang akan datang.
1. Mengapa Perusahaan Membutuhkan Dana ?
Setiap
perusahaan membutuhkan dana untuk tetap beroperasi, karena kegagalan
dalam membayar pemasok dapat membuat bangkrutnya usaha. Manajer harus
dapat membedakan dua jenis pengeluaran :
• Pengeluaran Jangka Pendek (Short Term/Operatinge Xpenditures)
• Pengeluran Jangka Panjang (Long Term/Capital Xpenditures)
• Pengeluran Jangka Panjang (Long Term/Capital Xpenditures)
2. Pembelanjaan atau Pembiayaan Perusahaan (Corporate Financing)
Untuk
memenuhi kebutuhan akan pengeluaran jangka pendek maupun panjang,
perusahaan membutuhkan dana yang tidak saja dapat dipenuhi oleh
kemampuan modal awal dari pemilik serta kemampuannya dalam menghasilkan
laba, tetapi juga dana dari luar perusahaan seiring dengan perkembangan
kemajuan usahanya.
ΓΌ Sumber Dana Jangka Pendek
Sumber dana jangka pendek meliputi :
- Trade Credit (Utang Dagang)
Berfungsi sebagai sumber dana bagi perusahaan, barang telah dapat diterima tetapi pembayarannya diserahkan kemudian.
- Pinjaman Bank Jangka Pendek Dengan Jaminan (Scured Short Term Loan)
Merupakan sumber dana jangka pendek yang sangat penting.
- Pinjaman Jangka Pendek Tanpa Jaminan (Unsecured Short Term Loan)
Pinjaman
ini merupakan sumber dana jangka pendek yang penting bagi perusahaan.
Dengan jenis pinjaman ini, perusahaan tidak perlu menyerahkan jaminan
kepada bank.
- Letter Of Credit
Janji
tertulis dari bank bagi pihak pembeli untuk membayar sejumlah uang
kepada perusahaan yang dituju (penjual) bila sejumlah kondisi telah
terpenuhi.
- Commercial Paper
Surat berharga yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan besar dan
terpercaya untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya.
terpercaya untuk memenuhi kebutuhan jangka pendeknya.
- Factoring
Perusahaan
dapat memperoleh dana dengan cepat melalui factoring yaitu dengan
menjual piutang perusahaan kepada perusahaan 5faktor (perusahaan pembeli
piutang) yang biasanya adalah lembaga keuangan.
ΓΌ Sumber Dana Jangka Panjang
Pada
umumnya perusahaan membutuhkan dana jangka panjang untuk memenuhi
pengeluaran jangka panjangnya, seperti pembelian aktiva tetap. Agar bisa
memulai usahanya, perusahaan harus mengeluarkan dana untuk bangunan dan
peralatan. Pencarian dana jangka panjang diperoleh dari :
- Pembiayaan Melalui Utang
a) Utang jangka panjang
b) Obligasi perusahaan
b) Obligasi perusahaan
- Pembiayaan Dengan Modal Sendiri (Equity Financing)
a) Saham biasa
b) Laba ditahan
BAB V
TUJUAN MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen
keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai
standar dalam memberi penilaian keefisienan yaitu:
1. Tujuan normatif manajemen keuangan
Mazimization wealth of stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan.
- Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.
- Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.
- Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.
- Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi.
- Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.
2. Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat diukur dengan harga jual seandainya perusahaan tersebut dijual
Jadi
tidak hanya nilai asset (laporan di neraca) tetapi diperhitungkan juga
tingkat risiko usaha, prospek perusahaan, manajemen lingkungan kerja dan
sebagainya. Indikasi nilai perusahaan adalah:
- Perusahaan belum/tidak go-publik: harga seandainya perusahaan dijual
- Perusahaan go-publik: harga saham yang dijual-belikan di pasar modal.
Dari indikasi tersebut dapat ditarik pengertian:
a. Memaksimalisasi nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalisasi laba:
- Perusahaan bisa saja meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham dengan hasil penjualan saham diinvestasikan pada deposito atau obligasi pemerintah. Dengan cara ini dijamin laba akan besar tetapi keuntungan per lembar saham akan menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar bertambah, sehingga kondisi perusahaan tidak baik.
- Terminologi profit memiliki pengertian ganda, disebabkan terdapat banyak definisi profit.
b. Memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalkan laba per-lembar saham (earning per share = EPS) alasannya:
- Tujuan memaksimalisasi laba tidak memperhatikan waktu dan lamanya keuntungan yang diharapkan.
- Tidak mempertimbangkan risiko atau ketidakpastian dari keuntungan di masa yang akan datang. Jika suatu usulan mengandung risiko yang besar, maka kenaikan keuntungan per lembar saham akan diikuti dengan penurunan harga saham.
BAB VI
7 PRINSIP MANAJEMEN KEUANGAN
Manajemen
keuangan bukan hanya berkutat seputar pencatatan akuntansi. Dia
merupakan bagian penting dari manajemen program dan tidak boleh
dipandang sebagai suatu aktivitas tersendiri yang menjadi bagian
pekerjaan orang keuangan. Manajemen keuangan pada NGO lebih merupakan
pemeliharaan suatu kendaraan. Apabila kita tidak memberinya bahan bakar
dan oli yang bagus serta service teratur, maka kendaraan tersebut tidak
akan berfungsi secara baik dan efisien. Lebih parah lagi, kendaraan
tersebut dapat rusak ditengah jalan dan gagal untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Dalam
prakteknya, Manajemen Keuangan adalah tindakan yang diambil dalam
rangka menjaga kesehatan keuangan organisasi. Untuk itu, dalam membangun
sistem manajemen keuangan yang baik perlulah kita untuk
mengidentifikasi prinsip-prinsip manajemen keuangan yang baik. Ada 7
prinsip dari manajemen keuangan yang harus diperhatikan.
1. Konsistensi (Consistency)
Sistem
dan kebijakan keuangan dari organisasi harus konsisten dari waktu ke
waktu. Ini tidak berarti bahwa sistem keuangan tidak boleh disesuaikan
apabila terjadi perubahan di organisasi. Pendekatan yang tidak konsisten
terhadap manajemen keuangan merupakan suatu tanda bahwa terdapat
manipulasi di pengelolaan keuangan.
2. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas
adalah kewajiban moral atau hukum, yang melekat pada individu, kelompok
atau organisasi untuk menjelaskan bagaimana dana, peralatan atau
kewenangan yang diberikan pihak ketiga telah digunakan. NGO mempunyai
kewajiban secara operasional, moral dan hukum untuk menjelaskan semua
keputusan dan tindakan yang telah mereka ambil. Organisasi harus dapat
menjelaskan bagaimana dia menggunakan sumberdayanya dan apa yang telah
dia capai sebagai pertanggungjawaban kepada pemangku kepentingan dan
penerima manfaat. Semua pemangku kepentingan berhak untuk mengetahui
bagaimana dana dan kewenangan digunakan.
3. Transparansi (Transparency)
Organisasi
harus terbuka berkenaan dengan pekerjaannya, menyediakan informasi
berkaitan dengan rencana dan aktivitasnya kepada para pemangku
kepentingan. Termasuk didalamnya, menyiapkan laporan keuangan yang
akurat, lengkap dan tepat waktu serta dapat dengan mudah diakses oleh
pemangku kepentingan dan penerima manfaat. Apabila organisasi tidak
transparan, hal ini mengindikasikan ada sesuatu hal yang disembunyikan.
4. Kelangsungan Hidup (Viability)
Agar
keuangan terjaga, pengeluaran organisasi di tingkat stratejik maupun
operasional harus sejalan/disesuaikan dengan dana yang diterima.
Kelangsungan hidup (viability) merupakan suatu ukuran tingkat keamanan
dan keberlanjutan keuangan organisasi. Manager organisasi harus
menyiapkan sebuah rencana keuangan yang menunjukan bagaimana organisasi
dapat melaksanakan rencana stratejiknya dan memenuhi kebutuhan keuangannya.
5. Integritas (Integrity)
Dalam
melaksanakan kegiatan operasionalnya, individu yang terlibat harus
mempunyai integritas yang baik. Selain itu, laporan dan catatan keuangan
juga harus dijaga integritasnya melalui kelengkapan dan keakuratan
pencatatan keuangan.
6. Pengelolaan (Stewardship)
Organisasi
harus dapat mengelola dengan baik dana yang telah diperoleh dan
menjamin bahwa dana tersebut digunakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Secara praktek, organisasi dapat melakukan pengelolaan
keuangan dengan baik melalui : berhati-hati dalam perencanaan stratejik,
identifikasi resiko-resiko keuangan dan membuat system pengendalian dan
sistem keuangan yang sesuai dengan organisasi.
7. Standar Akuntansi (Accounting Standards)
Sistem
akuntansi dan keuangan yang digunakan organisasi harus sesuai dengan
prinsip dan standar akuntansi yang berlaku umum. Hal ini berarti bahwa
setiap akuntan di seluruh dunia dapat mengerti sistem yang digunakan
organisasi.
BAB VII
KESIMPULAN
Manajemen
Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya
se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba.
Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer keuangan. Tugasnya antara lain:
1. Perolehan dana dengan biaya murah
2. Penggunaan dana efektif dan efisien
3. Analisis laporan keuangan
4. Analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin
Berdasarkan tugas tersebut, manajemen keuangan memiliki tujuan antara lain:
1. Memaksimalkan nilai perusahaan
2. Membina relasi dengan pasar modal dan pasar uang
3. Sifat Dasar Perusahaan
Tujuan
perusahaan adalah mencari laba dan mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Dalam kegiatannya mencari laba, pemilik memberi wewenang
kepada manajemen untuk melaksanakannya. Dalam usahanya memperoleh laba,
manajemen harus berperilaku:
1. Memaksimumkan nilai perusahaan, artinya manajemen harus mengahasilkan laba lebih besar dari biaya modal yang digunakannya.
2. Tanggung jawab sosial, artinya dalam mencari laba, manajemen tidak boleh merusak lingkungan alam, sosial, dan budaya.
3. Etika,
artinya manajemen dalam mengusahakan laba harus tunduk pada norma-norma
sosial di lingkungan mereka bekerja dan tidak boleh menipu masyarakat
konsumen.
Daftar Laman
http://blasterlog.blogspot.com/2009/07/7-prinsip-manajemen-keuangan.html
http://aindua.wordpress.com/2010/11/17/manajemen-keuangan-perusahaan/
http://fachrurrozyezy740.blogspot.com/2010/11/manajemen-keuangan-perusahaan.html
http://organisasi.org/definisi-pengertian-manajemen-keuangan-tugas-pokok-dan-tujuan-manajer-keuangan-perusahaan
http://prasasto.blogspot.com/2008/08/rangkuman-materi-manajemen-keuangan-i.html
www.google.com
www.wikipedia.com